Rabu, 30 Januari 2013

Tips Mengenali TBC Pada Anak



Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan TB melalui udara dan percikan liur (droplet), atau melalui minuman (susu). Orang dengan TB yang batuk, maka percikan ludahnya terhirup dan masuk ke saluran napas. Atau orang tersebut meludah di sembarang tempat, mengering, lalu terbawa oleh udara dan terhirup oleh anak.

Kuman yang masuk ke saluran napas akan menyebar ke seluruh tubuh, seper*ti selaput otak, hati, ginjal, dan tulang (butuh waktu). Kuman akan berdiam diri, dan siap beraksi mana kala kondisi anak tidak fit. Masuknya kuman sampai menimbulkan sakit memerlukan waktu inkubasi sekitar 2-12 minggu. Artinya, jika anak tertular kuman, maka butuh waktu 2-12 minggu untuk menjadi sakit.

Bagaimana gejalanya?

  1. Berat badan anak tidak naik atau bahkan cenderung turun, meskipun makan banyak.
  2. Panas lama tanpa sebab yang jelas. Pastikan bahwa itu bukan karena malaria atau tifus Orangtua biasanya mengeluhkan anaknya demam yang tidak terlalu tinggi tapi sepanjang hari.
  3. Nafsu makan turun.
  4. Batuk lama tanpa sebab yang jelas.
  5. Berkeringat pada malam hari.


Selain gejala di atas, ada beberapa tanda lain pada penderita TB, antara lain pembesaran kelenjar getah bening, tonjolan pada tulang belakang, pincang karena kerusakan sendi panggul, dll.

TB kah anak saya?
Memang tidak mudah mendiagnosa TB pada anak, karena sulit mendapatkan kuman M. tuberculosis di dalam dahak anak. Karenanya dibutuhkan data penunjang seperti di atas. Kemudian baru dilakukan skrining dengan uji Mantoux (uji tuberkulin), foto Rontgen dada, dan pemeriksaan laboratorium. Bila uji Mantoux positif, kemungkinan anak sudah pernah terinfeksi kuman TB atau bahkan sakit, atau bisa juga karena pengaruh BCG.

Uji Mantoux positif belum berarti anak positif TB. Mantoux positif bila diameter indurasi (tonjolan setelah suntik) lebih atau sama dengan 10mm). Artinya anak pernah kontak dengan tuberkulin yang bisa saja ada pada BCG, kuman TB maupun kuman mikobakterium atipik (sejenis kuman TB). Tes Mantoux perlu diperkuat dengan gejala klinis, laboratoris, dan pemeriksaan Rontgen.

Pengobatan TB
Membutuhkan waktu relatif lama (minimal 6 bulan) dan obat minimal 2 macam. Obat harus diminum setiap hari (tidak boleh lupa). Karenanya dibutuhkan pengawasan yang ketat oleh orang yang disegani. Kegagalan pengobatan biasanya karena faktor bosan Setelah pengobatan 1-2 bulan, biasanya berat badan akan naik, tidak ada demam, dan nafsu makan membaik. Itu sebabnya, ada salah persepsi sehingga konsumsi obat tidak disiplin lagi. Padahal ini sangat membahayakan karena kumannya jadi resisten (kebal). Akibatnya, pengobatan menjadi lebih rumit dan kompleks.

Originally Posted by ~GhaDux~
Terkadang karena kurangnya pengetahuan kita akan suatu penyakit membuat kita sedikit lengah dan terkecoh terhadap berbagai keluhan yg dirasakan. Jika menemui beberapa gejala diatas pada anak, segera periksa ke dokter.
Originally Posted by DGL View Post
sebaiknya jangan menentukan diagnosa TB pada anak dengan hasil rontagen aja. pergunakan sistem skorin TB (standar IDAI)! banyak spesialis anak mendiagnosa TB hanya berlandaskan rontagen.

coba dilihat dari skoring ini
 


nilai rontagen hanya 1. tuberkulin juga banyak false positif-nya
ok..kalo bisa taro di page one ya

Originally Posted by gorogodo View Post
Skedar nambahin gan...Diagnosis untuk TBC dapat dilakukan dengan Tuberculin test dan Uji mikrobiologi.

Sasaran untuk terapi TBC adalah pada bakteri Mycobaterium tuberculosis dan pada sistem imun tubuh. Tujuan terapi untuk TBC adalah sedapat mungkin bersifat preventif atau pencegahan timbulnya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan bila telah terjadi infeksi maka menghilangkan gejala TBC, mencegah keparahan, dan sembuh. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk terapi TBC adalah :

1. Penggunaan vaksin BCG (bacille Calmette -Guerin).

2. Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.

3. Pengobatan pada pasien active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik (isoniazid, rifampin, dsb) selama kurang lebih 6 bulan.

Selanjutnya yang akan dibahas lebih lanjut adalah tentang penggunaan vaksin BCG untuk pencegahan TBC.

Vaksin BCG merupakan suatu attenuated vaksin1 yang mengandung kultur strain Mycobacterium bovis dan digunakan sebagai agen imunisasi aktif terhadap TBC dan telah digunakan sejak tahun 1921. Walaupun telah digunakan sejak lama, akan tetapi efikasinya menunjukkan hasil yang bervariasi yaitu antara 0 – 80% di seluruh dunia. Vaksin BCG secara signifikan mengurangi resiko terjadinya active tuberculosis dan kematian. Efikasi dari vaksin tergantung pada beberapa faktor termasuk diantaranya umur, cara/teknik vaksinasi, jalur vaksinasi, dan beberapa dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Vaksin BCG sebaiknya digunakan pada infants, dan anak-anak yang hasil uji tuberculinnya negatif dan yang berada dalam lingkungan orang dewasa dengan kondisi terinfeksi TBC dan tidak menerima terapi atau menerima terapi tetapi resisten terhadap isoniazid atau rifampin. Selain itu, vaksin BCG juga harus diberikan kepada tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan dengan pasien infeksi TBC tinggi. Sebelum dilakukan pemberian vaksin BCG

(selain bayi sampai dengan usia 3 bulan) setiap pasien harus terlebih dahulu menjalani skin test. Vaksin BCG tidak diindikasikan untuk pasien yang hasil uji tuberculinnya posistif atau telah menderita active tuberculosis, karena pemberian vaksin BCG tidak memiliki efek untuk pasien yang telah terinfeksi TBC.

Vaksin BCG merupakan serbuk yang dikering-bekukan untuk injeksi berupa suspensi. Sebelum digunakan serbuk vaksin BCG harus dilarutkan dalam pelarut khusus yang telah disediakan secara terpisah. Penyimpanan sediaan vaksin BCG diletakkan pada ruang atau tempat bersuhu 2 – 8oC serta terlindung dari cahaya. Pemberian vaksin BCG biasanya dilakukan secara injeksi intradermal/intrakutan (tidak secara subkutan) pada lengan bagian atas atau injeksi perkutan sebagai alternatif bagi bayi usia muda yang mungkin sulit menerima injeksi intradermal. Dosis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk infants atau anak-anak kurang dari 12 bulan diberikan 1 dosis vaksin BCG sebanyak 0,05ml (0,05mg).

2. Untuk anak-anak di atas 12 bulan dan dewasa diberikan 1 dosis vaksin BCG sebanyak 0,1 ml (0,1mg).

Lokasi Penyuntikan.
Bayi akan disuntik pada lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha. Efek Samping yang timbul umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak. Biasanya akan sembuh sendiri

Tanda keberhasilan.
Keberhasilan imunisasi ditandai dengan munculnya bisul kecil di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.

Jika muncul bisul lebih cepat, dalam 2-3 hari dan menetap sampai 3 minggu, laporkan pada dokter. Anak anda mungkin telah terinfeksi kuman TB.

Jika bisul tak muncul, jangan cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan kurang tepat, mengingat cara penyuntikan perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntiknya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal. Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi BCG pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.

Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 – 15 tahun. Sehingga re-vaksinasi pada anak-anak umumnya dilakukan pada usia 12 -15 tahun.

Sumber : Kaskus US

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REAL PRIZE GAME

5 YEARS PTC

ZetaBux

GET-PAID

GOLDENTOWN